AD (728x60)

Sunday, July 13, 2014

Legend of Karimunjawa Islands

Share & Comment
Jepara regency of 14 sub-district, one of those is Karimunjawa sub-district. This sub-district which consist of 27 islands, 3 villages with 8.000 inhabitant is a reservation area. the existence of some special flora and fauna makes the islands special.


Sunan Nyamplungan was the man who gave the name of Karimunjawa. Sunan Nyamplungan who was also called Amir Hasan when he was young was the son of Sunan Muria. Amir Hasan was a spoiled boy, his mother always gave that he wanted. In other hand his father didn’t agree with his bad attitudes, so his father taught Moslem basic values to him, but it didn’t change Amir Hasan bad behavior. Sunan Muria couldn’t stand facing his son’s behavior, so he asked his brother named Sunan Kudus to teach Amir Hasan. Sunan Muria expected that by Sunan Kudus method, his son’s behavior would change Sunan Kudus taught Amir Hasan very well, no wonder if Amir Hasan became a good young man. Considering the change of Amir Hasan’s behavior, Sunan Kudus took him back to Sunan Muria.

Sunan Muria was so happy considering that his son changed. To prove his son’s Islamic knowledge, he then commanded Amir Hasan to go to an isolated island which vaguely seen from top of Muria mount.
TouristAmir Hasan was accompanied by two men and supplied with 2 sheets of nyamplung tree. Long trip by sailing across the wide sea, finally ended in the island purposed. Amir Hasan decided to live in the island and then namely “ KARIMUNJAWA
The island which vaguely seen from top of Muria Mount belongs to java territory. In the island there are plenty of nyamplung tree. That’s the reason why Amir Hasan was well know as “SUNAN NYAMPLUNG


When Nyai Sunan Muria ( Sunan Muria’s wife ) didn’t find her son, she asked her husband where Amir Hasan had gone. Sunan Muria then replied that Amir Hasan was asked to go to isolated island on Northward of Java island. Nyai Sunan Muria decided to catch Amir Hasan up. She brought Amir Hasan’s favourite food “Pecel Lele” ( barbequed fresh water catfish served with crushed chili). Unfortunately she didn’t able to catch Amir Hasan up. So she threw the food to the sea. Magically, the food casted away to the island which Amir Hasan purposed. The catfishes in this island have not stingless catfishes is called Legon Lele, this area is located and last part of Karimunjawa.


Nyai Sunan Muria also brought another Amir Hasan’s favorite food that was made of nails as main material.Because of her disappointment, she threw the food to the sea. Same with the fresh water catfish, the nails also magically cated away in the Karimunjawa sea the nails can be found around Legon Lele, those all nails have special hole on their back. So they are called as “SIPUT BOLONG” (Pierced Nails).


It was told, one day Amir Hasan was looking for a place to spread his Islamic knowledge. When he walked around, suddenly there was a poisonous black snake and he was bitten by the snake. He then angrily cursed the snake in to blind snake. Nowadays, this snake is well known as “Edor Snake”, generally the snake couldn’t move in a day light.


If we visit Sunan Nyamplungan grave yard which is located on top of a hill, we will find two huge trees called “Dewa Wood” close to gate. According to local folklore, this kind of wood has magical power. Local people believe that the wood will make their house save from thief or other annoying actions if they have part of the wood in their house. 


Believed as wood which was used as stick by Sunan Nyamplungan and used to curse the snake mentioned above.Special note : this kind of wood will drawn in water if we put in the water. It is used to neutralize poison of animal.


Instead of those kinds of wood, there’s also a kind of wood which has magical power named Kalimasada Wood. Local people to fight against devil spirit often use this wood.


National sea park of Karimunjawa consists of 1 sub-district, 3 villages and 27 islands (5 island are inhabitant, the others are empty). The distance is about 90 km northward of Jepara town centre.

Special Interest

National sea park of Karimunjawa is suitable area to conduct sea tourism some additional values of Karimunjawa :
  • Wonderful sea view and the purity of the water
  • With sandy beaches
  • Some unique preserved animal such as deer, stingless, catfish, edor snake, etc.
  • Rarely touched jungle
  • Shark, kerapu, lemuna, tripang can be seen in preservation area
  • Dolphins

Kabupaten Jepara terdiri dari 14 kecamatan, salah satu diantaranya adalah Kecamatan Karimunjawa. Salah satu wilayah kecamatan yang terdiri dari 3 desa merupakan gugusan dari 27 buah pulau yang ada dan terhampar luas di laut Jawa dengan jumlah penduduk sekitar 8.000 jiwa.
Kecamatan ini merupakan kawasan alam yang dilindungi karena memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik dalam bentuk flora, fauna, ekosistem merupak kondisi alam yang menjadukan Karimunjawa sebagai cagar laut yang sangat potensial.

Asal Nama Karimunjawa

Sunan Nyamplungan merupakan tokoh cerita rakyat yang menarik tentang terjadinya nama Kepulauan Karimunjawa. Sunan Nyamplungan yang mempunyai nama asli Amir Hasan adalah putra Sunan Muria. Perkembangan kehidupan Amir Hasan dari kanak-kanak sampai dewasa selelu dimanjakan oleh Nyai Sunan Muria, walaupun perilaku Amir Hasan sehari-hari cenderung nakal. Melihat hal yang tidak menguntungkan terhadap diri Amir Hasan, Sunan Muria selalu menanamkan jiwa kedisiplinan dengan mengajarkan dasar-dasar agama Islam yang kuat, namun Amir Hasan cenderung pada kenakalan dan kemanjaannya sehingga menjadikan Sunan Muria dan Nyai Sunan Muria memutuskan untuk menitipkan Amir Hasan kepada pamannya, yaitu Sunan Kudus dengan harapan asuhan Sunan Kudus dapat diterima dan kelak menjadi orang yang baik dan soleh.
Selama dalam asuhan Sunan Kudus, Amir Hasan sudah mulai menunjukkan perubahan menjadi pemuda yang baik dan sangat taan melaksanakan ajaran/perintah Sunan Kudus. Melihat perkembangan yang demikian, Amir Hasan kemudian dikembalikan kepada Sunan Muria karena Sunan Kudus sudah merasa cukup membimbing dan mengajari berbagai ilmu khususnya mendalami ajaran agama Islam.
Setelah menerima laporan dari Sunan Kudus, Sunan Muria menjadi sangat bahagia   karena   anaknya  mau   mematuhi  ajaran   orang  tua, k emudian untuk melatih dan mencobanya diperintahkan oleh Sunan Muria agar Amir Hasan pergi ke salah satu pulau yang kelihatan dari  puncak gunung  Muria seperti kremun – kremun dengan desertai 2 orang abdi untuk menemani dan diberi bekal 2 biji buah nyamplung untuk ditanam dan berbagai macam barang antara lain : Mustaka Masjid yang saat ini masih ada dalam komplek makam beliau. Perjalanan Amir Hasan yang memakan waktu lama dengan menyebrang laut itupun akhirnya sampai di tempat yang dituju di sebuah pulau , kemudian Amir Hasan menetap disana dan pulau ini kelak bernama KARIMUNJAWA.
Pulau yang terlihat kremun – kremun dan masih merupakan kawasan kepulauan jawa , dipakai sebagai tempat tinggal Amir Hasan, terdapat beberapa pohon nyamplung, maka sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan dengan nama “ SUNAN NYAMPLUNGAN “

Lele Tanpa Patil 

Melihat putranya tidak dirumah maka Nyai Sunana Muria menanyakan kepada Sunan Muria dan diberi jawaban bahwa Amir Hasan disuruh pergi dari rumah menuju kesebuah pulau yang berada disebelah utara Pulau Jawa, maka Nyai Sunan menjadi terkejut dan mohon ijin untuk nyusuk guna memberi bekal dijalan.
Teringat akan makanan kesukaan putranya yaitu pecel lele, maka dibawakan pecel lele oleh Nyai Sunan dengan dengan harapan untuk membarikan kesenangan dalam perjalanan. Namun setelah dipantai ternyata Amir Hasan dan kedua abdinya sudah berlayar dilautan, maka oleh sang ibu pecel lele itu lalu dibuangke laut.
Bungkusan pecel lele tersebut terbawa ombak dan atas kehendak Tuhan mengikuti perjalanan Amir Hasan sampai pula dipulau yang dituju oleh Amir Hasan. Ikan – ikan lele yang berada di Karimunjawa semuanya tidak mempunyai patil, area ini sekarang dikenal dengan nama Legon Lele yaitu di bagian timur dari Pulau karimunjawa.

Siput Bolong

Pada waktu Nyai Sunan Muria membewakan pecel lele saat menyusul putranya ke Pantai Jepara, juga dimasakan oleh beliau makanan kesukaan Amir Hasan yang lain, yaitu makanan siput.
Rasa kecewa Nyai Sunan Muria yang tidak berhasil menyusul putranya yang berangkat menuju Karimunjawa dilampiaskan beliau dengan melemparkan pecel lele dan makanan siput tersebut ke laut.
Sama halnya dengan masakan pecel lele maka masakan siput ini pun terdampar di perairan Karimunjawa yaitu di legon lele ini memiliki cirri khas yaitu punggungnya bolong (berlubang) dan terkenal dengan nama “SIPUT BOLONG”.

Ular Buta

Diriwayatkan pada waktu Amir Hasan yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Nyamplungan telah sampai di Karimunjawa, maka beliau memasuki daratan mencari tempat yang sesuai untuk kepentingannya guna memperdalam ajaran agama Islam dan sekaligus mengembangkanya.
Pada suatu ketika beliau sedang berjalan ternyata ada seekor ular yang bertubuh pendek dan berwarna serta sangat berbisa mencoba untuk menggigit beliau namun ternyata tidak mempan. Akibat dari peristiwa itu Sang Sunan menjadi marah dan mengutuk ular tersebut menjadi buta, karena dianggap menggigit sembarang orang.
Sampai sekarang jenis ular ini yang dikenal dengan nama “ULAR EDOR” matanya buta, umumnya tidak mampu untuk bergerak di siang hari.

Kayu Dewa Daru

Apabila kita berkunjung ke Makam Sunan Nyamplungan yang terletak di puncak gunung Karimunjawa sebelah utara, maka di pintu gerbang akan kita jumpai dua pohon yang sangat besar dan oleh masyarakat dikenal sebagai “KAYU DEWA”.
Menurut kepercayaan masyarakat yang saat ini masih diyakini, bahwa kayu dewadaru ini masih dikeramatkan dan mempunyai khasiat tersendiri, yaitu barang siapa menyimpan kayu tersebut di rumah, maka yang menyimpan akan terhindar dari ancaman pencuri / orang yang akan bertindak jahat.
Kayu dewadaru ini apabila diletakkan di air, tidak terapung seperti jenis kayu lain akan tetapi kayu tersebut akan tenggelam serta setiap orang tidak berani membawa kayu dewadaru keluar pulau Karimunjawa, karena takut akan bahaya yang akan menimpa di perjalanan.

Kayu Setigi

Di atas telah disebutkan bahwa pada saat itu Karimunjawa masih berupa hutan belantara yang belum pernah dijamah oleh tangan manusia. Disana banyak terdapat berbagai tanaman yang tumbuh dan hewan/ binatang liar yang ganas dan salah satunya adalah jenis ular edor. Konon pernah dikisahkan bahwa ketika Amir Hasan (Sunan Nyamplungan) mengadakan perjalanan di hutan, di tengah-tengah perjalanan beliau digigit seekor ular berbisa, namun ternyata gigitan ular tersebut tidak mampu melemahkan kekuatan Sunan Nyamplungan. Setelah terkena gigitan itu Sang Sunan menjadi marah dan bersabda sambil menunjuk ke arah ular dengan memegang tongkat kayu setigi. Akibat dari sabda Sunan, sang ular menjadi rabun.
Catatan khusus : kayu setigi akan tenggelam ke dasar yang paling bawah bila dimasukkan air dan bisa pula menyerap bisa/racun binatang.

Kayu Kalimasada

Selain kedua jenis kayu tersebut yaitu kayu dewadaru dan kayu setigi, masih ada jenis kayu lain yang sama-sama mempunyai tuah dan legenda kayu ini disebut dengan kayu Kalimasada. Memang pada masa keberadaan Sang Sunan di Karimunjawa banyak kejadian/peristiwa mitos yang sulit dipahami dengan akal dan pikiran layaknya manusia biasa. Ada yang berpendapat bahwa kayu tersebut juga dapat digunakan oleh orang-orang pintar dengan cara memasukan do’a/mantra sesuai dengan keinginan masing – masing.

Potensi Yang Ada Di Karimunjawa

Taman Nasional Laut Karimunjawa termasuk wilayah Kabupaten Jepara, yang terdiri dari 1 kecamatan, 3 desa dan 27 pulau (5 pulau berpenghuni, 22 pulau kosong) terdiri dari beberapa suku, adapun jarak Jepara Karimunjawa adalah 48 mil laut.
DAYA TARIK KHUSUS BAGI WISATAWAN
Taman Nasional Laut Karimunjawa mwmang memiliki daya tarik tersendiri dan sangat cocok untuk “Wisata Bahari”. Berbagai daya tarik yang unik bisa kita temukan antara lain :

  • Panorama laut yang indah bagai telaga warna dengan gugusan kepulauan yang tersebar sejauh mata memandang. Disertai jernihnya air laut yang belum tercemar (terkena polusi).
  • Hamparan pasir putih yang membentang di kawasan pantai maupun di seluruh pulau-pulau.
  • Dapat melakukan kegiatan hiking, snorkeling, diving, fishing/ memancing, dayung dan sebagainya.
  • Menikmati keindahan biota laut dengan aneka ragam ikan hias dan bermacam karang laut yang menarik.
  • Masih terdapat jenis satwa langka seperti menjangan, trenggiling, landak, ular edor, bhurung garuda, dan ikan lele tanpa patil,dsb.
  • Gunung dengan penghijauannya hutan tertutup yang masih perawan.
  • Dapat menyaksikan ikan hiu, kerapu, lemuna, teripang di karamba, silakan bawa makanan (ikan kecil) untuk dihadiahkan kepada ikan-ikan tersebut.
  • Bila perjalanan memakai kapal laut, dapat menyaksikan iringan ikan lumba-lumba di sebelah menyebelah kapal.
Sarana Transportasi

  1. Pesawat Terbang : Berangkat dari Semarang dengan sistem carter menuju lapangan terbang "Dewadaru" Pulau Karimunjwa
  2. KMP Siginjai : Berangkat dari Jepara Jam 08.00 hari Sabtu, Senin, Rabu, berangkat dari Pulau Karimunjawa Jam 08.00 Minggu, Selasa dan Kamis
  3. Kapal Cepat Kartini I : Berangkat dari Jepara dan Semarang

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara




Tags:

Written by

Karimunjawa Indonesia best deals on Travel Tour Cheapest Packages Accommodations, Snorkeling, Diving Paradise Enjoy the beauty of Karimunjawa Islands The Unforgettable Vacation And New Experience With Excelent Services

 

Popular Content

The Unforgettable Vacation And New Experience With Excelent Services Ninda Tour Travel

Tim Visit Karimunjawa Jl.Raya Tahunan Jepara KM 05 Jepara
Copyright © Paket Wisata Karimunjawa Indonesia Travel Accommodations | Designed by Blogger